Despicable Me 3: Petualangan Kocak Gru dan Minion yang Nggak Pernah Gagal Bikin Ketawa!

Nggak tahu kenapa, setiap kali ada film Despicable Me 3 , rasanya kayak disuruh balik jadi anak kecil. Ada sesuatu dari tokoh Gru dan para Minion-nya yang bikin kita lupa sama umur. Nah, waktu Despicable Me 3 keluar, jujur aja—aku nonton gara-gara keponakanku ngajak. Tapi ya begitu, malah aku yang lebih heboh dari dia waktu nonton.

Salah satu hal yang bikin Despicable Me 3 seru adalah… ya, mereka nggak maksa lucu. Komedinya ngalir alami, absurd, tapi tetap relevan. Dari mulai aksi para Minion yang ngelawak tanpa ngomong jelas, sampai konflik antar saudara yang surprisingly… relatable. Siapa sangka? Film anak-anak bisa ngebahas tentang hubungan kakak-adik yang udah lama terpisah dan punya cara pandang hidup yang beda banget.

Waktu pertama kali nonton, aku duduk di bioskop sambil bawa popcorn (yang akhirnya abis sebelum iklan kelar, ya ampun), terus begitu film mulai, langsung disuguhi aksi seru dari karakter baru, si Balthazar Bratt. Nih orang, eh, maksudnya karakter, bener-bener blast from the past. Rambutnya, gayanya, sampe soundtrack 80-an yang dipake, sukses bikin aku yang lahir tahun ’80-an ini nostalgia berat.

Dan ya, meskipun ceritanya ringan, ada beberapa momen yang bikin hati nyesek juga. Hubungan antara Gru dan Dru (kembarannya), terus dinamika keluarga kecil Gru sama anak-anak angkatnya yang manis, itu tuh kerasa banget. Despicable Me 3 tuh nggak cuma lucu, tapi juga punya hati.

Sinopsis Despicable Me 3: Cerita Kocak yang Penuh Aksi dan Emosi 

keseruan Despicable Me 3

Oke, buat kamu yang belum nonton (atau udah lama nonton dan lupa-lupa inget ceritanya), nih aku kasih sinopsis singkatnya.

Di movie Despicable Me 3, Gru udah pensiun dari dunia kejahatan dan sekarang kerja bareng istrinya, Lucy, sebagai agen Anti-Villain League. Mereka lagi nyari penjahat baru bernama Balthazar Bratt, seorang mantan bintang TV anak-anak tahun 80-an yang nggak bisa move on dari masa kejayaannya. Dia ngelakuin kejahatan dengan gaya yang super retro—bener-bener unik dan lucu.

Sampai akhirnya Gru gagal nangkep Bratt, dan… boom, dia dipecat. Masalah makin pelik waktu Gru ketemu saudara kembarnya yang selama ini dia nggak tahu keberadaannya—Dru, yang berbanding terbalik sama dia. Dru kaya, ceria, dan pengen banget jadi penjahat kayak ayah mereka dulu. Dari situ, konflik dan petualangan makin seru. Gru bingung antara tetep jadi “orang baik” atau balik ke masa lalunya.

Dan seperti biasa, para Minion punya subplot sendiri yang kocak abis. Mereka kesel karena Gru nggak jadi penjahat lagi, terus mutusin buat nyari jalan sendiri… dan ya, malah berujung di penjara. Yang ini, sih, bener-bener bikin ngakak.

Kenapa Despicable Me 3 Jadi Film yang Terkenal Banget?

minion despicable me 3

Pertama, ya tentu aja karena franchise-nya udah punya nama besar. Tapi kalau mau dibahas lebih dalam, ada beberapa alasan kenapa Despicable Me 3 sukses banget:

1. Humor Keluarga yang Aman dan Universal

Nggak semua film animasi bisa bikin anak kecil dan orang dewasa ketawa bareng tanpa merasa canggung. Tapi Despicable Me 3 bisa. Ada banyak lelucon visual dan slapstick yang cocok buat anak-anak, tapi juga ada sindiran halus dan nostalgia buat orang dewasa. Komedinya multilevel.

2. Karakter yang Relatable

Gru itu anti-hero yang lovable. Dia bukan tokoh sempurna, tapi justru itu yang bikin dia nyata. Dia belajar dari kesalahan, sayang keluarganya, dan… ya, sering banget salah langkah. Sama kayak kita.

3. Minion!

Oke, sejujurnya… siapa yang nggak suka Minion? Mereka absurd, nggak jelas, tapi lucunya itu loh… ngena banget. Bahkan buat yang udah nonton berkali-kali pun, tetap bisa ketawa.

4. Visual dan Musik yang Menarik

Desain karakternya ikonik, dan soundtrack-nya? Duh, dari Bad Michael Jackson sampai Take On Me, semuanya bikin kita joget kecil di kursi bioskop. Musiknya bener-bener bantu ngangkat mood film ini.

Pelajaran yang Bisa Diambil dari Despicable Me 3

Meski ceritanya ringan, film ini nggak kekurangan pesan moral. Ada beberapa pelajaran penting yang aku pribadi ambil setelah nonton:

1. Keluarga Nggak Harus Sempurna untuk Bisa Berjalan

Gru dan Dru itu beda banget, bahkan bertolak belakang. Tapi di situ kita lihat, kadang hubungan kakak-adik memang penuh konflik. Dan itu nggak apa-apa, asal bisa belajar saling memahami.

2. Orang Bisa Berubah

Gru awalnya penjahat, lalu berubah jadi ayah yang penuh kasih. Terus dia jadi agen kebaikan. Perubahan itu mungkin, bahkan buat orang yang dulunya “gelap banget”. Ini pelajaran penting, terutama buat anak-anak—bahwa masa lalu bukan akhir dari segalanya.

3. Jangan Terjebak Masa Lalu

Balthazar Bratt itu contoh ekstrem dari orang yang nggak bisa move on. Dia stuck di kejayaan masa lalu dan jadinya malah nyakitin orang. Pesannya? Jangan biarkan nostalgia jadi penghalang buat maju.

4. Pekerjaan Nggak Menentukan Nilai Diri

Waktu Gru dipecat, dia sempat bingung, kehilangan arah. Tapi kemudian dia belajar bahwa identitasnya bukan dari pekerjaannya, tapi dari siapa dia sebenarnya dan bagaimana dia memperlakukan orang lain.

Momen Pribadi: Nangis Tipis Gara-Gara Adegan Agnes

Oke ini jujur. Ada satu momen yang bikin aku agak mewek—waktu si Agnes, anak bungsu yang manis itu, nekat nyari unicorn demi bikin kakaknya senang. Polos banget. Aku jadi inget waktu anakku masih kecil dan pengen banget punya boneka domba warna pink yang dia lihat di toko. Kita sampe muter-muter lima toko buat nyari. Jadi ya, adegan itu… bikin hati aku lumayan kecolek.

Rekomendasi Buat yang Mau Nonton Ulang (Atau Baru Pertama Kali Nonton)

Kalau kamu mau nonton Despicable Me 3 lagi (atau baru mau coba nonton), aku saranin:

  • Nonton bareng keluarga. Biar bisa ketawa bareng dan diskusi pesan moralnya juga enak.

  • Perhatiin detail kecil. Kayak ekspresi Minion, atau referensi pop culture di tiap scene—kadang hal kecil ini yang paling lucu.

  • Jangan buru-buru matiin film di ending. Ada scene tambahan lucu di akhir, khas Illumination banget.

Ternyata Nonton Film Anak Bisa Jadi Pengalaman Dewasa

Aku nggak nyangka bakal nulis sepanjang ini cuma gara-gara film animasi. Tapi ya gitu… Despicable Me 3 bukan cuma tontonan buat anak. Ini film yang bisa dinikmati siapa aja, dan lebih dari itu, bisa jadi bahan refleksi juga.

Kalau kamu pernah ngerasa kehilangan arah, atau pernah punya konflik sama saudara, atau cuma butuh hiburan yang lucu tapi nggak kosong—film ini bisa jadi pilihan yang tepat.

Dan terakhir… hati-hati, setelah nonton ini kamu mungkin bakal bilang “BANANA!” selama seminggu ke depan. 😄

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Film Horor Pabrik Gula: Kisah Menyeramkan di Tengah Kehancuran Industri disini

Aman Bhasin