Saya Investasi Reksadana: Dari Bingung, Panik, Sampai Nagih!

Investasi Reksadana, jujur aja alasan pertama saya investasi reksadana itu simpel: pengen coba sesuatu yang keliatannya dewasa. Waktu itu banyak teman yang udah mulai ngomongin reksadana, saham, dan “diversifikasi portofolio” (padahal dulu saya kira itu nama band 🤷‍♂️).

Saya download aplikasi Investasi Reksadana populer, daftar, verifikasi KTP (sempat panik juga takut data bocor), dan langsung top-up 100 ribu.

Tapi begitu disuruh milih jenis reksadana…
Bingung total.

Awalnya Saya Cuma Mau “Coba-coba”

Investasi Reksadana

Bingung Pilih Reksadana? Sama Banget.

Waktu itu ada banyak pilihan:

  • Reksadana Pasar Uang

  • Reksadana Pendapatan Tetap

  • Reksadana Campuran

  • Reksadana Saham

Semua deskripsinya kayak jargon dunia keuangan. Saya sempat mikir, “Mana yang cocok buat saya?” Tapi karena katanya reksadana pasar uang itu paling aman, saya pilih itu.

Dan bener aja, hasilnya nggak gede—tapi stabil. Dari situ saya mulai ngerti satu hal penting:

“Di Investasi Reksadana, jangan cuma cari cuan gede. Cari dulu yang bikin nyaman tidur.”

Kesalahan Klasik yang Pernah Saya Lakuin

❌ Beli Karena “Lagi Trending”

Saya pernah beli reksadana saham karena teman bilang cuannya tinggi. Tapi pas saya masuk? Pasar turun. Saya panik, langsung jual. Rugi.

❌ Gak Tahu Tujuan Investasi Reksadana

Saya Investasi Reksadana tanpa tahu buat apa. Nggak ada target waktu, nggak tahu kapan harus tarik. Akhirnya jadi asal taruh aja.

❌ Nggak Cek Biaya dan Kinerja

Saya kira semua reksadana itu sama aja. Padahal beda banget dari sisi:

  • Biaya pengelolaan (fee)

  • Kinerja historis

  • Manajer investasinya siapa

❌ FOMO Sama Return

Pernah lihat reksadana return-nya 20% per tahun, langsung masuk tanpa mikir. Ternyata itu karena naik tahun lalu, dan tahun ini malah turun.

Reksadana Itu Cocok Buat Siapa?

Investasi Reksadana

Kalau kamu:

  • Pengen mulai Investasi Reksadana tapi nggak ngerti saham

  • Gak punya waktu buat mantengin pasar

  • Punya tujuan keuangan jangka pendek-menengah

  • Nggak mau ribet, tapi tetap pengin duit berkembang

Maka reksadana adalah pintu masuk terbaik ke dunia Investasi Reksadana.

Saya pribadi, sejak mulai reksadana, jadi lebih ngerti konsep diversifikasi, risiko, dan strategi keuangan.

Jenis Reksadana yang Saya Coba dan Pelajaran dari Masing-Masing

1. Reksadana Pasar Uang

  • Cocok buat: dana darurat, tujuan <1 tahun

  • Risiko: sangat rendah

  • Return: sekitar 3–5% per tahun
    💡 Saya pakai ini buat parkir uang sebelum liburan atau beli gadget.

2. Reksadana Pendapatan Tetap

  • Cocok buat: tujuan 1–3 tahun

  • Investasi Reksadana ke obligasi

  • Return: bisa 5–8% per tahun
    💡 Saya pakai buat rencana beli motor, lumayan hasilnya.

3. Reksadana Campuran

  • Campuran saham dan obligasi

  • Return & risiko sedang
    💡 Pas pertama coba ini, saya baru sadar pentingnya diversifikasi di satu produk.

4. Reksadana Saham

  • High risk, high return

  • Cocok buat: tujuan jangka panjang (>5 tahun)
    💡 Saya beli reksadana saham pas 2020, dan 2022 turun banyak. Tapi sekarang naik lagi. Jadi sabar itu penting.

Gimana Cara Saya Atur Strategi Investasi Reksadana?

Investasi Reksadana

Saya sekarang pakai metode DCA (Dollar Cost Averaging) — alias nyicil beli rutin tiap bulan dengan jumlah tetap, misalnya Rp200.000.

Kenapa bagus?

  • Gak usah mikirin harga naik-turun

  • Melatih disiplin Investasi Reksadana

  • Mengurangi stres psikologis

Selain itu, saya juga bikin kategori:

  • 50% reksadana pasar uang → untuk dana darurat dan tujuan jangka pendek

  • 30% reksadana campuran → buat impian 3–5 tahun

  • 20% reksadana saham → buat masa depan jangka panjang (pensiun, anak sekolah)

Tools dan Aplikasi yang Membantu Saya

Kalau kamu juga mau mulai, ini beberapa aplikasi yang menurut saya user-friendly:

  • Bibit (cocok buat pemula, ada robo advisor)

  • Bareksa (lengkap, tapi lebih “serius” feel-nya)

  • Ajaib (terintegrasi reksadana dan saham)

  • IPOT (buat yang pengen explore deeper)

Saya pribadi mulai dari Bibit karena tampilannya simpel dan bisa auto-debit tiap bulan. Jadi nggak ada alasan lupa Investasi Reksadana, dikutip dari laman resmi Indodax.

Mental Game: Bagian yang Paling Berat

Investasi reksadana itu bukan cuma soal angka, tapi juga soal mental. Saya pernah:

  • Nggak sabar lihat hasil

  • Panik waktu market merah

  • Bandingin return sama orang lain

  • Overthinking mau pindah ke saham atau kripto

Tapi sekarang saya belajar:

“Investasi Reksadana itu maraton, bukan sprint. Yang penting konsisten dan tenang.”

Tips Buat Kamu yang Baru Mau Mulai Reksadana

  1. Mulai dari nominal kecil — bisa Rp10.000 aja sekarang

  2. Pilih aplikasi yang jelas dan terdaftar OJK

  3. Tentukan tujuan keuangan — jangan asal taruh

  4. Jangan langsung semua masuk reksadana saham

  5. Pelajari dulu, tapi jangan kebanyakan mikir sampai gak mulai

Penutup: Jangan Tunggu Paham 100% Baru Mulai

Kalau saya tunggu ngerti semua soal reksadana, mungkin saya gak akan pernah mulai.

Justru dari pengalaman, saya bisa ngerti lebih dalam.

“Reksadana ngajarin saya bukan cuma soal uang, tapi soal sabar, disiplin, dan ngelola ekspektasi.”

Sekarang, saya rutin Investasi Reksadana tiap bulan. Gak gede, tapi konsisten. Dan pelan-pelan, saya lihat hasilnya. Bukan cuma di grafik, tapi juga di mindset keuangan saya yang makin dewasa.

Baca Juga Artikel dari: Mental Block: Cara Gue Keluar dari Kebuntuan Mental

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Informasi

Shreya Das