Babel Rising: Game Seru Jadi Dewa Penghancur Menara!

Aku masih ingat betul waktu pertama kali main Babel Rising. Sore itu aku baru pulang kerja, penat, dan kepalaku mumet sama tumpukan laporan di meja guru. Iseng buka HP jadulku yang waktu itu masih Android versi kentang, nemulah aku sama game Babel Rising . Dari nama dan icon-nya, aku kira ini semacam game puzzle atau teka-teki sejarah. Eh, ternyata aku disuruh jadi Dewa yang harus menghancurkan menara yang dibangun manusia. Kaget? Iya. Tapi justru dari sanalah petualanganku dimulai.

Jadi Dewa? Ternyata Capek Juga!

Babel Rising | WiiWare | Games | Nintendo UK

Konsep game-nya tuh sederhana tapi gila sih menurutku. Di Babel Rising, kita itu main sebagai Dewa yang nggak mau umat manusia membangun Menara Babel (iya, kayak yang di kisah-kisah Alkitab atau dongeng). Mereka niat banget ngebangun sampai ke langit, dan tugas kita? Menghentikan mereka dengan kekuatan alam Wikipedia.

Kita bisa pakai petir, gempa bumi, badai pasir, meteor, sampai tsunami! Gila, satisfying banget ngeliat manusia-manusia kecil itu berlarian dan nyebur gara-gara tsunami yang kita luncurin.

Tapi jangan dikira gampang. Semakin tinggi menaranya, semakin cepat mereka bangun dan makin banyak yang datang. Beberapa bahkan punya perlindungan dari kekuatan tertentu. Jadi kamu gak bisa asal spam petir. Harus mikir strategi juga. Kadang aku ngerasa kayak lagi main catur tapi pake kekuatan dewa. Serius.

Kenapa Game Babel Rising Bisa Begitu Populer?

Waktu Babel Rising pertama rilis, jujur aja aku gak nyangka game kayak gini bisa nge-hits. Tapi setelah mainin sendiri, aku ngerti kenapa:

  1. Konsepnya Unik
    Jarang-jarang ada game yang bikin kita main sebagai “villain” atau dalam hal ini, dewa penghancur. Biasanya kan kita disuruh nyelamatin dunia. Di sini malah disuruh ngancurin. Sensasinya beda.

  2. Grafik Simpel tapi Memikat
    Walau visualnya nggak segahar game modern, tapi animasi waktu menghantamkan petir ke kerumunan manusia itu bener-bener satisfying. Ditambah backsound dramatis, bikin tegang dan nagih.

  3. Gameplay yang Progresif
    Setiap level makin sulit. Musuh makin pintar, makin cepat. Ada yang bawa perisai, bahkan ada pendeta yang bisa nahan kekuatan sihir kita. Emang ngeselin sih, tapi di situlah tantangannya.

  4. Support Multi-platform
    Ini juga kuncinya. Dulu bisa dimainin di HP, tablet, bahkan Xbox. Gak heran banyak yang suka karena bisa dimainkan di mana aja.

Tantangan Paling Gila dalam Babel Rising

Kalau disuruh milih, tantangan paling bikin jengkel tuh pas ketemu rombongan pembawa batu bata super cepat yang jalan kayak dikejar cicilan. Mereka muncul rame-rame dan kalau kita gak sigap, dalam waktu 10 detik menara udah naik 3 level.

Aku pernah saking paniknya, semua power ku keluarin sekaligus. Meteor, badai, petir. Tapi tetap gagal karena mereka bawa pendeta yang bikin kekuatan kita nggak mempan. Rasanya kayak dilempar sandal sama murid pas ujian—sakit tapi malu ngakuinnya.

Tantangan lain juga datang dari manajemen cooldown kekuatan. Setiap kekuatan punya waktu jeda, dan kalau kamu salah pakai satu, siap-siap lihat menara menjulang tinggi tanpa bisa kamu cegah.

Tips Main Babel Rising Biar Nggak Nangis di Sudut

Oke, ini bagian favoritku. Karena aku udah berkali-kali gagal, nangis dalam hati, dan akhirnya belajar dari kesalahan, berikut tips yang menurutku paling berguna buat kamu yang baru atau bahkan udah lama main Babel Rising:

1. Kenali Semua Kekuatan Dewa-mu

Setiap elemen punya 2-3 skill berbeda. Misalnya:

  • Api: bisa ngelempar bola api (area kecil) dan meteor (area luas).

  • Petir: serangan langsung ke satu musuh atau petir berantai.

  • Air: tsunami atau hujan lebat yang bikin licin.

Belajar kombinasi kekuatannya penting banget. Biasanya aku buka dengan tsunami, lalu lanjut meteor pas mereka lagi kebingungan.

2. Jangan Serakah

Kadang kita pengen nunggu banyak musuh dulu baru serang biar efektif. Tapi hati-hati, bisa jadi keburu penuh dan kamu gagal. Kadang lebih baik “cepet tapi bersih”.

3. Prioritaskan Target Penting

Jangan buang kekuatan ke sembarang orang. Target utama:

  • Pendeta: ini musuh utama yang harus kamu habisi dulu.

  • Pengusung batu bata besar: mereka cepat banget bangun menara.

  • Pelindung sihir: biasanya muncul di level menengah ke atas.

4. Main dengan Earphone

Sounds weird, ya? Tapi beneran. Efek suara bisa bantu kamu ngedenger jenis musuh yang datang. Ada suara khas saat pendeta muncul, misalnya. Jadi bisa lebih siaga.

5. Jangan Panik

Yang ini susah sih, tapi penting. Kalau panik, kita cenderung asal pencet semua tombol. Padahal, itu bisa bikin cooldown semuanya barengan. Udah deh, tinggal nonton menaranya berdiri megah kayak monas.

Frustrasi? Iya. Tapi Itulah Serunya

Babel Rising' Review

Jujur, aku pernah uninstall game Babel Rising karena kesel. Apalagi pas level 12, yang rasanya mustahil banget diselesain. Tapi dua hari kemudian, aku install lagi. Kenapa? Karena ada rasa puas saat berhasil menghancurkan menara itu. Apalagi kalau berhasil dengan sisa cooldown terakhir. Rasanya kayak menang olimpiade sains.

Sama seperti hidup sih ya. Kadang kita punya kontrol, kadang nggak. Tapi kalau kita tahu kapan harus nyerang dan kapan nunggu, hasilnya bisa lebih baik. Eh, kok jadi filosofis?

Beberapa Catatan Pribadi (dan Lucu)

  • Aku pernah ngelempar meteor ke satu orang doang karena salah pencet. Gila, sia-sia banget. Temenku ngakak sampe nangis liat replay-nya.

  • Aku juga pernah main di ruang guru diam-diam, eh kedengeran suara “BWAHH!” dari efek tsunami. Langsung jadi bahan gosip.

  • Dan yang paling parah, aku lupa matiin data, malah ke-deduct kuota 1GB karena auto update. Ya, begitulah… harga jadi Dewa ternyata mahal juga.

Main Babel Rising Itu…

Babel Rising bukan cuma game seru buat killing time, tapi juga latihan strategi, manajemen emosi (biar gak gampang panik), dan sedikit refleksi tentang kekuasaan.

Kamu dikasih kuasa, tapi kalau gak dipakai dengan bijak, ya kalah juga. Persis kayak hidup. Dan kadang… jadi Dewa itu melelahkan juga.

Tapi di balik semua kesulitan itu, Babel Rising menawarkan sensasi yang unik dan adiktif. Dan percaya deh, gak banyak game yang bisa bikin kamu ketawa, kesel, dan teriak puas dalam satu waktu.

Kalau kamu belum pernah coba, cobain deh. Tapi jangan bilang aku gak ngingetin ya: awas ketagihan! 

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Cuphead Boss Battle: Tantangan dan Kesenangan Tak Tertandingi disini

Pedro